Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Paramadina dan juga berdasar penelitian oleh Organization
for Economic Cooperation and Development didapatkan data bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia memang berada pada urutan kedua paling bawah pada tahun
2004. Walaupun saat ini kita menempati posisi yang rendah namun kita harus
tetap melakukan banyak perubahan dengan penuh rasa optimis. Sebagai contoh
adalah Amerika Serikat. Ketika itu Rusia sudah mampu meluncurkan pesawat ke
bulan sedang Amerika belum. Momen itu digunakan Amerika untuk memicu kemajuan
pendidikan di Amerika.
Dalam konteks yang
lebih mikro Indonesia sebenarnya mempunyai beberapa pahlawan. Pahlawan-pahlawan
itu adalah mereka yang memenangi lomba-lomba sains internasional. Beberapa dari
mereka yang pertama adalah yang memenangkan medali emas perak dan perunggu pada
lomba International Physic Olympiad ke 40 di Merida Meksiko pada Juli 2009.
Selanjutnya pada lomba International Conference of Young Scientists (ICYS) ke-
16 pada April 2009 dengan perolehan 6 medali emas. Beberapa urutan kualitas
Indonesia dibandingkan negara lain antara lain adalah sebagai berikut. Nomor
tiga terendah untuk kualitas kompetensi matematika. Nomor dua terendah untuk
kompetensi membaca dll.
Belajar
dari Finlandia
Untuk memperoleh kembali
semangat perubahan atas pendidikan Indonesia kita mungkin bisa belajar dari
Finlandia. Finlandia mempunyai beberapa point yang menjadi pemicu baiknya
kualitas pendidikan di sana yaitu:
a. Anggaran
pendidikan mendapat prioritas utama.
b. Kegiatan
sekolah di Finlandia hanya 30 jam per minggu, berarti hanya 6 jam perhari.
Interaksi keluarga dianggap penting di sana.
c. Negara
dan rakyat Finlandia menempatkan guru sebagai profesi terhormat dan mereka yang
menyandang profesi itu mendapat prestise dan kebanggaan tersendiri.
d. Buku
teks yang dirancang sangat aplikatif dan hampir semua guru menjadi penulis,
minimal penulis buku pelajaran yang mereka gunakan di kelas.
e. Guru
adalah penilai terbaik sehingga mereka bertanggung jawab penuh terhadap nilai
murid-murid. Moto guru Finlandia adalah “Kalau saya gagal dalam mengajar
seorang siswa, itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.”
f. Guru
menghindari memberi kritik terhadap pekerjaan siswa, tetapi mengajak mereka
untuk membandingkan dengan perolehan sebelumnya (konsep ipsative).
g. Proses
belajar mengajar berlangsung dua arah.
h. Penekanan
belajar focus pada proses bukan hasil.
Secara kasar dapat terlihat bahwa point-point tadi
sangat berbeda dengan pengajaran di Indonesia.
Beberapa yang berbeda misalnya di Indonesia nilai sangat penting, belajar lebih
lama, anggaran pendidikan bukan prioritas utama, dll.
Kompetensi Guru untuk
Pendidikan yang Lebih Baik
Untuk membangun
pendidikan yang baik di Indonesia pemerintah dengan PP no 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, yang mengharuskan mempunyai empat kompetensi yaitu
kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesionalisme, dan
kompetensi social.
a. Kompetensi
Pedagogi adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman
terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya.
b. Kompetensi
Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa- yang akan menjadi teladan bagi peserta didik—serta berakhlak mulia.
c. Kompetensi
professional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
sehingga guru dapat membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
d. Kompetensi
social adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif di antara peserta didik, sesame
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali dan masyarakat sekitar.
Cuplikan pidato Miriam Kronish, Kepala Sekolah SD
John Eliot 1988-2002, Needham, Massachusetts Amerika Serikat—sekolah terbaik di
Amerika.
“Masa
depan pendidikan Amerika ditentukan oleh sebuah kekuatan. Jika saja kami punya
kekuatan, kekuatan tersebut adalah program utama di sekolah kami, yaitu
pelatihan guru . Guru tidak hanya cukup membaca metode-metode belajar-mengajar
terbaru. Guru harus dilatih, seperti halnya actor atau penyair yang perlu
berlatih. Setelah itu guru baru bisa mengajarkannya kepada orang lain. Guru
professional adalah gelombang masa depan Amerika….”
Di Indonesia sendiri
menurut Ahmad Rizal, seorang pemerhati pendidikan, dalam bukunya yang berjudul
Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional (Grasindo, 2009) mengatakan
bahwa banyak guru yang secara mental tidak siap dilatih, bahkan jumlahnya cukup
besar. Menurut Rizal, guru seperti itu baru bekerja setelah diperintah dan
lebih mementingkan hak terlebih dahulu sebelum melaksanakan kewajiban.
Meyakini
Kemampuan Siswa
Memahami
setiap siswa dengan segala perbedaannya memang bukan hal mudah. Namun, bukan
berarti itu hal yang tidak mungkin. Meyakinkan guru bahwa setiap siswa punya
gaya belajar masing-masing adalah hal yang sulit. Kebanyakan guru langsung
menjudge siswa gagal ketika tidak memahami materi atau salah menjawab. Bobbi
DePorter, seorang pakar Quantum Learning, menyatakan bahwa topic yang paling
sulit adalah mengubah kebiasaan buruk guru yang selalu menyalahakan anak didik
atau bahkan merendahkan anak didik. Padahal seorang anak yang direndahkan
apalagi di depan teman-temannya akan mengalami cognitive shut down yaitu suatu keadaan di mana
anak tidak mempunyai kepercayaan dirinya lagi untuk menunjukkan kemampuannya di
depan kelas karena sebelumnya telah divonis salah oleh guru.
Pentingnya
Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah merupakan hal
yang penting dan juga bagaikan jantung dari sekolah. Membentuk manajemen
professional merupakan langkah awal yang penting dalam awal mendirikan sekolah.
Manajemen sekolah disebut dengan content dan context system. Content dan
context itu antara lain adalah
a. Ketua
Yayasan dan Kepala Sekolah
b. Ketua
Yayasan dan Direktur Sekolah
c. Direktur
Sekolah dan Kepala Sekolah
Satu hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya
pelatihan bagi guru sebab guru juga manusia pembelajar yang harus mampu
menyesuaikan diri dengan siswa yang beragam dan kondisi zaman yang terus
berubah.disari8kan dari buku sekolahnya manusai