Minggu, 29 April 2012

Sekilas Kenampakan Pendidikan Indonesia


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paramadina dan juga berdasar penelitian oleh Organization for Economic Cooperation and Development didapatkan data bahwa kualitas pendidikan di Indonesia memang berada pada urutan kedua paling bawah pada tahun 2004. Walaupun saat ini kita menempati posisi yang rendah namun kita harus tetap melakukan banyak perubahan dengan penuh rasa optimis. Sebagai contoh adalah Amerika Serikat. Ketika itu Rusia sudah mampu meluncurkan pesawat ke bulan sedang Amerika belum. Momen itu digunakan Amerika untuk memicu kemajuan pendidikan di Amerika.
Dalam konteks yang lebih mikro Indonesia sebenarnya mempunyai beberapa pahlawan. Pahlawan-pahlawan itu adalah mereka yang memenangi lomba-lomba sains internasional. Beberapa dari mereka yang pertama adalah yang memenangkan medali emas perak dan perunggu pada lomba International Physic Olympiad ke 40 di Merida Meksiko pada Juli 2009. Selanjutnya pada lomba International Conference of Young Scientists (ICYS) ke- 16 pada April 2009 dengan perolehan 6 medali emas. Beberapa urutan kualitas Indonesia dibandingkan negara lain antara lain adalah sebagai berikut. Nomor tiga terendah untuk kualitas kompetensi matematika. Nomor dua terendah untuk kompetensi membaca dll.

Belajar dari Finlandia
            Untuk memperoleh kembali semangat perubahan atas pendidikan Indonesia kita mungkin bisa belajar dari Finlandia. Finlandia mempunyai beberapa point yang menjadi pemicu baiknya kualitas pendidikan di sana yaitu:
a.       Anggaran pendidikan mendapat prioritas utama.
b.      Kegiatan sekolah di Finlandia hanya 30 jam per minggu, berarti hanya 6 jam perhari. Interaksi keluarga dianggap penting di sana.
c.       Negara dan rakyat Finlandia menempatkan guru sebagai profesi terhormat dan mereka yang menyandang profesi itu mendapat prestise dan kebanggaan tersendiri.
d.      Buku teks yang dirancang sangat aplikatif dan hampir semua guru menjadi penulis, minimal penulis buku pelajaran yang mereka gunakan di kelas.
e.       Guru adalah penilai terbaik sehingga mereka bertanggung jawab penuh terhadap nilai murid-murid. Moto guru Finlandia adalah “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.”
f.       Guru menghindari memberi kritik terhadap pekerjaan siswa, tetapi mengajak mereka untuk membandingkan dengan perolehan sebelumnya (konsep ipsative).
g.      Proses belajar mengajar berlangsung dua arah.
h.      Penekanan belajar focus pada proses bukan hasil.
Secara kasar dapat terlihat bahwa point-point tadi sangat berbeda  dengan pengajaran di Indonesia. Beberapa yang berbeda misalnya di Indonesia nilai sangat penting, belajar lebih lama, anggaran pendidikan bukan prioritas utama, dll.

Kompetensi Guru untuk Pendidikan yang Lebih Baik
            Untuk membangun pendidikan yang baik di Indonesia pemerintah dengan PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang mengharuskan mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesionalisme, dan kompetensi social.
a.       Kompetensi Pedagogi adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
b.      Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa- yang akan menjadi teladan bagi peserta didik—serta berakhlak mulia.
c.       Kompetensi professional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam sehingga guru dapat membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
d.      Kompetensi social adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif di antara peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali dan masyarakat sekitar.

Cuplikan pidato Miriam Kronish, Kepala Sekolah SD John Eliot 1988-2002, Needham, Massachusetts Amerika Serikat—sekolah terbaik di Amerika.
“Masa depan pendidikan Amerika ditentukan oleh sebuah kekuatan. Jika saja kami punya kekuatan, kekuatan tersebut adalah program utama di sekolah kami, yaitu pelatihan guru . Guru tidak hanya cukup membaca metode-metode belajar-mengajar terbaru. Guru harus dilatih, seperti halnya actor atau penyair yang perlu berlatih. Setelah itu guru baru bisa mengajarkannya kepada orang lain. Guru professional adalah gelombang masa depan Amerika….”

Di Indonesia sendiri menurut Ahmad Rizal, seorang pemerhati pendidikan, dalam bukunya yang berjudul Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional (Grasindo, 2009) mengatakan bahwa banyak guru yang secara mental tidak siap dilatih, bahkan jumlahnya cukup besar. Menurut Rizal, guru seperti itu baru bekerja setelah diperintah dan lebih mementingkan hak terlebih dahulu sebelum melaksanakan kewajiban.

Meyakini Kemampuan Siswa
            Memahami setiap siswa dengan segala perbedaannya memang bukan hal mudah. Namun, bukan berarti itu hal yang tidak mungkin. Meyakinkan guru bahwa setiap siswa punya gaya belajar masing-masing adalah hal yang sulit. Kebanyakan guru langsung menjudge siswa gagal ketika tidak memahami materi atau salah menjawab. Bobbi DePorter, seorang pakar Quantum Learning, menyatakan bahwa topic yang paling sulit adalah mengubah kebiasaan buruk guru yang selalu menyalahakan anak didik atau bahkan merendahkan anak didik. Padahal seorang anak yang direndahkan apalagi di depan teman-temannya akan mengalami cognitive  shut down yaitu suatu keadaan di mana anak tidak mempunyai kepercayaan dirinya lagi untuk menunjukkan kemampuannya di depan kelas karena sebelumnya telah divonis salah  oleh guru.

Pentingnya Manajemen Sekolah
            Manajemen sekolah merupakan hal yang penting dan juga bagaikan jantung dari sekolah. Membentuk manajemen professional merupakan langkah awal yang penting dalam awal mendirikan sekolah. Manajemen sekolah disebut dengan content dan context system. Content dan context  itu antara lain adalah
a.       Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah
b.      Ketua Yayasan dan Direktur Sekolah
c.       Direktur Sekolah dan Kepala Sekolah
Satu hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya pelatihan bagi guru sebab guru juga manusia pembelajar yang harus mampu menyesuaikan diri dengan siswa yang beragam dan kondisi zaman yang terus berubah.disari8kan dari buku sekolahnya manusai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar